”SEJARAH BUKU DAN SURAT KABAR”

Siapa yang tak mengenal buku, keberadaannya menjadi jendela ilmu tempat kita bisa melihat serta mengetahui berbagai macam pengetahuan di segala bidang. Buku bisa berupa novel, majalah, kamus, komik, ensiklopedia, kitab suci, juga buku tulis ataupun diary. Sementara Koran atau surat kabar, juga menjadi catatan penting yang terus berkembang.

Buku merupakan kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman, demikian yang termaktub dalam sebuah ensiklopedia bebas, Wikipedia. Seiring dengan perkembangan di bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e yang mengandalkan komputer dan internet.

Terdapat berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Berabad-abad kemudian di Cina, para cendiakawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu.

Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu ditemukan oleh Tsai Lun. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 masehi. Di sinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg, perkembangan dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.

Mengenai koran atau surat kabar, sebuah sumber menyebutkan, pertama kali diterbitkan oleh Johann Carolus (1575 – 1634). Surat kabar yang disebut Relation aller Furnemmen und gedenckwurdigen Historien diakui oleh asosiasi surat kabar dunia sebagai surat kabar yang pertama. Pada tahun 2005, asosiasi surat kabar dunia memberikan pengakuan bahwa pamflet Carolus dicetak mulai tahun 1605 dan bukan tahun 1609 seperti yang selama ini diperkirakan.

Sumber lain menyebutkan, surat kabar pertama lahir pada masa pemerintahan Julius Caecar (100-44 SM). Pada zaman Romawi Kuno itu terdapat acta diurna (berarti catatan harian) yang memuat semua hasil sidang, peraturan baru, keputusan senat dan berbagai informasi penting yang ditempel disebuah pusat kota di Romawi. Di Eropa, sejarah penerbitan surat kabar dimulai di Belgia. Terbit untuk pertama kali selembaran Nieuwe Tihdininghen pada tahun 1605, yang lantas menjadi terbitan rutin 9-10 hari sekali sejak tahun 1617. Lantas, untuk kawasan Asia, surat kabar pertama terbit di Cina pada tahun 911 bernama Kin Pau. Sementara di Indonesia, setelah dikenalkan melalui pers Belanda dan pers Cina, pers Nasional dimulai di Bandung pada abad ke-20. kala itu, lahir Medan Priyayi sebagai alat perjuangan kemerdekaan. Pencetusnya, Tirto Hadisuryo atau Raden Djikomono akhirnyadianggap sebagai pelopor dasar-dasar jurnalistik modern Indonesia.

0 comments:

Posting Komentar